- 22 February 2018
- Administrator
Diraihnya sertifikat ISO 9001: 2008 oleh Universitas Muhammadiyah Ponorogo beberapa tahun lalu berimplikasi kepada upaya untuk mempertahankan Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Institusi dalam segala aspek. Secara berkala Badan sertifikasi independen akan melakukan surveillance yaitu audit untuk menentukan apakah lembaga yang telah tersertifikasi masih berhak menyandang sertifikat ISO atau tidak. Merupakan rangkaian kegiatan surveillance, Senin (19/2) Badan Penjaminan Mutu Institusi (BPMI) Unmuh Ponorogo mengadakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) bersama jajaran pimpinan universitas.
“Pada rapat tinjauan manajemen, kami menyampaikan berbagai temuan serta masukan dari civitas akademika melalui saluran aspirasi yang ada kepada pimpinan”, papar Dr. Bambang Harmanto, M.Pd Kepala BPMI Unmuh Ponorogo.
Sejauh ini BPMI telah menyiapkan beberapa kotak saran di setiap sudut kampus yang dipergunakan untuk menampung aspirasi dari civitas akademika. “Secara rutin kotak-kotak saran tersebut kita buka, hasilnya kami sampaikan kepada pemangku kebijakan”, lanjut beliau.
Masih menurut Kepala BPMI, anggapan jika kotak saran tidak berfungsi dengan baik adalah salah. Faktanya input saran selama ini diantaranya justru banyak didapatkan menggunakan bentuk saluran aspirasi tersebut.
“Unit-unit terkait tentu harus segera memberikan respon terbaik atas berbagai temuan maupun usulan yang ada, meski demikian kita juga perlu melakukan verifikasi terlebih dahulu”, jelas Dr. Sulton, M.Si Rector Unmuh Ponorogo.
Pemaparan materi dalam rapat tinjauan manajemen selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan rekomendasi melalui Rapat Tindak Lanjut (RTL). Kedua tahapan ini nantinya menjadi objek penting yang akan diaudit melalui surveillance ISO.