- 24 November 2025
- Ajeng Laksmita
UMPO.AC.ID — Suasana penuh keteduhan mewarnai Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah yang digelar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) pada Ahad (23/11). Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dadang Kahmad, hadir memberikan tausiyah yang mengajak warga Persyarikatan merenungi besarnya karunia Allah dalam perjalanan hidup dan kebermuhammadiyahan.
Dalam penyampaiannya, Prof. Dadang menegaskan bahwa nikmat Allah begitu luas hingga manusia tidak mungkin mampu menghitungnya satu per satu. Oleh karena itu, setiap insan Muhammadiyah harus senantiasa bersyukur atas tiga nikmat agung yang menjadi fondasi kehidupan.
Nikmat pertama adalah nikmat hidup. “Hidup adalah anugerah yang sangat mahal. Tidak ada seorang pun yang bisa menjual nikmat hidup. Kalau pun bisa, para konglomerat pasti ingin hidup selamanya,” tuturnya mengingatkan hadirin untuk menghargai waktu dan kesempatan yang diberikan.
Nikmat kedua yang harus dijaga adalah nikmat iman dan Islam—dua hal yang ia sebut sebagai tiket kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun akhirat.
Adapun nikmat ketiga adalah karunia dapat berorganisasi dalam Muhammadiyah. Menurutnya, keberadaan persyarikatan adalah ruang perjuangan sekaligus tempat bertumbuh, yang tersusun rapi dan kokoh layaknya bangunan solid sebagaimana digambarkan dalam QS. As-Shaff.
Lebih lanjut, Prof. Dadang menguraikan tiga alasan utama yang menjadikan Muhammadiyah mampu bertahan dan terus memberi manfaat selama lebih dari satu abad. Pertama, Muhammadiyah hidup karena memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat dan bangsa. Melalui dakwah serta Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), jejak kebermanfaatan Persyarikatan kini telah menyentuh seluruh Indonesia, bahkan merambah hingga 30 negara melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM).
“Kalau sebuah cabang atau ranting tidak lagi membawa manfaat, maka akan hilang dengan sendirinya. Termasuk PDM Ponorogo, jika tidak memberi pencerahan, tunggu saja waktu itu terjadi,” ujarnya menegaskan pentingnya menjaga spirit pelayanan.
Kedua, ketangguhan Muhammadiyah didukung oleh sumber daya manusia yang berkarakter kuat. Ia menyebut enam karakter utama kader Muhammadiyah: beriman kokoh, sabar, jujur, taat pada aturan agama dan negara, dermawan, serta gentleman dalam mengakui kesalahan. Ia menekankan bahwa kedermawanan menjadi ruh yang membuat AUM terus tumbuh dan bermanfaat.
Ketiga, Muhammadiyah masih akan berumur panjang karena tantangan dakwah amar makruf nahi mungkar tidak pernah berhenti. Selama kemungkaran masih ada di dunia, perjuangan Persyarikatan akan terus berjalan.
Di akhir tausiyah, Prof. Dadang mengajak seluruh hadirin memperbaiki kualitas ibadah dan menunaikannya dengan hati yang ikhlas. “Ibadah yang dilakukan dengan hati lapang dan penuh keikhlasan akan berdampak pada pribadi kita,” pesannya.
Refleksi Milad ini sekaligus menjadi momentum bagi UMPO dan warga Persyarikatan untuk memperkuat komitmen dakwah, memperluas kebermanfaatan, dan menjaga nilai-nilai keislaman yang telah diwariskan oleh para pendiri Muhammadiyah selama lebih dari satu abad.