Program 5000 Doktor PTMA UMPO Siap Cetak Lebih Banyak Doktor

UMPO.AC.ID - Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah mencanangkan program ambisius untuk mencetak 5000 doktor guna memajukan dan mengembangkan Pendidikan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai institusi di bawah naungan Muhammadiyah, termasuk Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO).

Pada wawancara yang dilakukan pada Selasa (3/7/2024), Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), Dr. Happy Susanto, MA, menyatakan komitmen penuh UMPO untuk mendukung program tersebut. Beliau mendorong para dosen di UMPO yang saat ini masih berstatus S2 untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral.

“Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) mendukung program dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah perihal Program 5000 Doktor PTM/A, sehingga UMPO juga membuka peluang bagi para dosen yang saat ini belum berqualifikasi doktor untuk melanjutkan studi lanjut S3 baik dengan beasiswa eksternal maupun internal sesuai dengan bidangnya masing - masing,” ungkap Happy

Happy menambahkan bahwa dalam empat tahun terakhir, UMPO berhasil meningkatkan jumlah doktor hingga 66,10 % dari awalnya hanya 20  doktor menjadi 59 doktor.

"Ini merupakan langkah nyata UMPO untuk mendorong kemajuan institusi. Tak hanya itu, saat ini sebanyak 40 calon doktor yang masih berproses untuk menyelesaikan studinya, sehingga upaya kampus untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dan memenuhi akreditasi akan tercapai," jelasnya.

Lebih lanjut, Happy menyatakan bahwa tantangan di masa depan dapat diatasi dengan memiliki SDM yang cukup dan berkualitas. "Tantangan ke depan bisa diatasi jika kita memiliki SDM yang cukup sehingga menjadi perhatian utama UMPO untuk meningkatkan kualitas yang lebih baik," pungkasnya.

Dengan dukungan dan komitmen yang kuat dari UMPO dan institusi-institusi lainnya, diharapkan program 5000 doktor dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dapat berjalan sukses dan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.

Rahmat Fandi / Humas & Publikasi UMPO