- 20 December 2020
- Administrator
UMPO.AC.ID - Rasa kasih sayang dan tanggung jawab terhadap orangtua dan orang-orang tersayang telah mengantarkan Fingky Ayu Puspitasri menyelesaikan perjalanan panjangnya selama 4 tahun menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO).
Sosoknya menjadi sorotan, usai sambutan mewakili wisudawan di seremonial Wisuda Pascasarjana, Sarjana, dan Diploma ke 49 Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang berlangsung secara virtual, Kamis (17/12).
Membuka sambutan dengan kalimat bijak dari Abraham Lincoln, Fingky, sapaan akrabnya, dengan lantang berbicara mengenai adaptif terhadap perubahan. Ia tertarik dengan hal tersebut karena melihat fenoma di depan mata. Menurutnya, generasi saat ini adalah generasi yang dipaksa untuk berubah.
“kita semua tahu saat ini kita mengadapi situasi pandemi yang begitu besar, maka mau tak mau kita dituntut untuk adaptif terhadap perubahan. Karena kedepan tantangannya akan semakin besar dan menuntut kita untuk berubah pada keadaan. Kita adalah generasi yang seharusnya sadar terhadap krisis alam, generasi yang dituntut untuk lebih berkontribusi ”, tegasnya
Tak banyak yang menyangka, jika perempuan kelahiran Ponrogo, 22 Oktober 1998 ini adalah asisten bagian konten staf ahli bidang hukum di Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, sejak ia menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.
Kecerdasannya juga telah membawanya mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu, bahkan ditengah perjuangan dalam menyelesaikan skripsinya tentang Penanganan Komunikasi Krisis Covid-19 di Kemenkominfo, ia juga berkesempatan untuk bergabung di tim penanganan komunikasi publik Kemenkomifo. Jadi tak heran jika penyuka olahraga sepak bola ini menjadi wisudawan dengan IPK tertinggi di FISIP dengan perolehan 3,92.
Saat disinggung bagaimana rasanya mengikuti wisuda online?, Fingky mengaku sempat sedih dan kecewa, karena tak bisa merealisasikan mimpinya menginjakan kaki di panggung pengukuhan, bersama-sama memasuki ruangan yang megah nan agung. Namun ia tetap bahagia karena mengikuti prosesi didampingi orang-orang yang berjasa dalam perjalanannya.
“Kebun bunga bisa dibakar oleh perompak, tapi tak ada satupun yang bisa menunda tibanya musim semi, maka apapun tantangan dan ujian yang kita hadapi saat ini atau ke depan, mari kita tetap memperjuangkan musim semi kita masing-masing dengan tetap menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Selamat berjuang untuk kita semua”, pungkas Fingky memberi motivasi rekan seperjuangannya. (al)