- 10 July 2022
- Administrator
UMPO.AC.ID - Setiap 10 Dzulhijjah umat muslim di seluruh dunia berada ditengah waktu sejarah perjalanan keluarga pilihan yakni Nabi Ibrahim As. Keagungan pesan sejarah yang ditorehkannya telah diabadikan oleh Allah SWT sebagai hari berkurban alias idul adha.
Berkurban atau menyembelih hewan kurban di momen idul adha sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mensyukuri begitu agung nikmat-Nya. Selain itu juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan kebajikan untuk mengenang perjuangan keimanan dan kemanusiaan keluarga besar Nabi Ibrahim As.
"Keluarga besar Nabi Ibrahim As adalah cerimin keluarga yang tulus. Mereka sangat sadar bahwa diri dan seluruh hidupnya sangat penting dan manusiawi jika mereka ingin memenuhinya, namun panggilan Sang Maha Kuasa jauh lebih penting untuk didahulukan karena melebihi segalanya termasuk nyawa sekalipun taruhannya", Ujar Ustadz Dr. Ridho Kurnianto, M. Ag saat memberikan khutbah shalat idul adha di pelataran masjid Almanar UMPO. Sabtu (9/7).
Dia menceritakan betapa berat perjuangan Nabi Ibrahim As saat bermimpi harus berpisah dengan permata hatinya, Ismail As, dengan cara yang tragis, yakni disembelih dengan tangan Nabi Ibrahim sendiri.
"Ini merupakan ujian sekaligus perjuangan berat. Andai Nabi Ibrahim tidak memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sempurna, bisa dipastikan hal tersebut tidak akan dilakukan oleh seorang bapak yang begitu mencintai putranya. Namun bagi hamba Allah yang tulus dan totalitas seperti Ibrahim sangat mudah dijalankannya", terangnya kepada jamaah.
Peristiwa kerelaan dan ketulusan berkurban yang telah dipintaskan oleh keluarga Ibrahim menjadi pelajaran agung bagi semesta bahwa untuk meraih kemuliaan maka dibutuhkan pengorbanan. Berkurban bukan terletak pada besar kecilnya barang atau sesuatu yang dikurbankan, tetapi nilai kecintaan terhadap Rasul Allah.
Dia menjelaskan pada rangkaian ibadah haji kerelaan berkurban yang telah di dharmabaktikan oleh keluarga Ibrahim ditasbihkan dalam kalimat Labaikallah. Semangat Labaik itulah yang menjadi kunci kesuksesan hidup. Karena orang sukses nilai hidupnya bukan berpijak pada materi namun bersandar kepada Allah dan rasul-Nya.
"Selamat untuk yang mampu berkurban tahun ini. Keindahan hewan kurban memang penting, tetapi keindahan hati yang sangat tulus dan ikhlas berkurban semata karena Allah itu jauh lebih penting. Semoga kita termasuk hamba Allah SWT yang memperoleh kenikmatan agung. Tidak hanya sekedar pengorbanan kita diterima, tetapi akan selalu berada di dalam cinta kasih Allah SWT di dunia dan akhirat", terangnya. (Al)