- 07 October 2025
- Ajeng Laksmita
UMPO.AC.ID - Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni dan budaya lokal. Melalui kolaborasi riset dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), tim peneliti UMPO menginisiasi kajian mendalam tentang konsep etnoparenting Ponoragan sebagai strategi pelestarian kesenian Reog Ponorogo—warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Ponorogo sekaligus identitas bangsa Indonesia.
Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional yang lahir dari tanah Ponorogo, Jawa Timur. Pertunjukannya menghadirkan perpaduan antara tarian megah, musik gamelan yang menggugah, dan simbol-simbol filosofis melalui peran warok, jathil, serta ikon utama Singo Barong—topeng kepala singa besar berhias bulu merak yang menjadi ciri khas. Lebih dari sekadar hiburan, Reog adalah bentuk ekspresi budaya yang memuat nilai moral, spiritual, dan sosial yang diwariskan lintas generasi.
Pada tahun 2024, Reog Ponorogo resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding. Pengakuan ini membawa kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar bagi masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk kalangan akademisi. Status tersebut menjadi sinyal penting bahwa kesenian Reog menghadapi ancaman serius jika tidak dilakukan upaya pelestarian yang sistematis dan berkelanjutan.
Menjawab tantangan tersebut, tim peneliti kolaborasi UMPO x UMS yang terdiri dari Dr. Ardhana Januar Mahardhani, M.Si, Dr. Sulton, M.Si, Dr. Sri Katoningsih, M.Pd, dan Muhammad Azam Muttaqin, M.Pd melakukan penelitian bertajuk Etnoparenting Ponoragan sebagai Model Pelestarian Budaya Reog Ponorogo. Kegiatan riset ini didanai oleh Direktorat Pengabdian dan Penelitian Masyarakat (DPPM) Kemenristekdikti Tahun 2025.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana keluarga seniman Reog memainkan peran penting dalam proses regenerasi seniman muda. Fenomena bahwa banyak seniman Reog lahir dari keluarga seniman menjadi titik awal untuk menggali konsep etnoparenting Ponoragan—yakni pola pengasuhan khas yang menanamkan nilai-nilai seni, disiplin, dan kecintaan terhadap budaya sejak usia dini.
Melalui penelitian ini, UMPO berupaya menghadirkan model pendidikan berbasis budaya lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan formal dan nonformal. Lebih dari itu, riset ini juga diharapkan memperkuat kontribusi UMPO dalam mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDG) 11.4 dan Asta Cita 8 yang menekankan pentingnya pelestarian warisan budaya dalam pembangunan berkelanjutan.
Upaya yang dilakukan UMPO tidak hanya menjadi bentuk tanggung jawab akademik, tetapi juga pengabdian nyata terhadap tanah kelahiran Reog Ponorogo. Dengan menggali akar budaya melalui pendekatan ilmiah, UMPO berkomitmen menjadikan Reog bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan inspirasi masa depan bagi generasi yang mencintai budaya dan bangsanya.